AntiLiberalNews | Kiblat –Sejumlah aktifis Islam Solo pada Sabtu, 25 Januari 2014 kemarin mengadakan acara jumpa pers Forum Klarifikasi Isu Syiah. Forum tersebut digagas oleh jamaah Masjid Al-Huda, Ngruki untuk mengangkat syubhat yang beredar bahwa salah seorang Imam Masjid di Ngruki dan Ustadz Muzakir pemimpin Ma’had Al-Islam di Gumuk adalah seorang syi’ah.
Namun, dalam keterangannya pihak penggagas acara tersebut menyatakan acara Forum Klarifikasi Isu Syiah itu batal diselenggarakan akibat pihak Ustadz Muzakir hanya mau mengadakan acara tersebut di tempatnya, sementara pihak panitia mengharapkan acara digelar di tempat netral.
Menanggapi isu ini, Ketua MUI Solo, Prof. DR.dr. Zaenal Arifin Adnan, Sp.PD.KR.FINASIM sebagai salah satu pihak yang diundang hadir untuk mengikuti acara tersebut menyatakan bahwa klarifikasi atas tuduhan Ustadz Mudzakir adalah seorang syiah atau bukan itu merupakan sesuatu hal yang sangat penting.
Baca
artikel selengkapnya di KISAH KARBALA
tafhadol
“Oh sangat penting itu. Sangat penting (melakukan klarifikasi, red). Karena beliau (Ustadz Mudzakir, red) termasuk tokoh sentral di Kota Solo. Ulama yang dianggap kharismatik di Kota Solo. Jadi, selama ini kan umat bertanya-tanya setelah ada isu itu. Jadi dia harus menyatakan jati dirinya. Karena beliau yang punya kewajiban menyatakan diri, bukan orang lain,” ujar Profesor Zaenal kepada Kiblat.net melalui sambungan telepon pada Ahad malam, 26 Januari 2014.
Mengenai ketidakhadiran Ustadz Mudzakir dalam forum klarifikasi tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran UNS itu mengaku tidak tahu secara tekhnis, pasalnya ia hanya pihak yang diundang dalam acara tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa ketidakhadiran Ustadz Mudzakir akan berpengaruh terhadap umat Islam di Surakarta.
“Yaa. Pada umat (akan berpengaruh, red). Kalau saya mikirnya umat saja. Umat kan kepingin tahu, kalau memang beliau tidak sesuai dengan isu, kan umat akan sangat menghargai beliau lagi. Mengembalikan nama beliau. Walau kan orang kadang-kadang (berkata), “Yang penting nama saya di hadapan Allah,” tapi kan umat juga perlu tahu. Sebab, beliau salah satu panutan di Kota Solo,” tuturnya.
Profesor Zaenal berharap agar ke depannya isu ini segera tuntas. Karena mereka yang dituduh memiliki kewajiban untuk membela diri. Justru malah ganjil jika yang dituduh tidak mau mengklarifikasi agar nama mereka bersih dari tuduhan-tuduhan yang salah.
Menurutnya, karena mereka yang dituduh tidak mau membela diri jadi faktor yang membuat masalah ini semakin pelik. Umat Islam (di Surakarta pada khususnya) akan membuat kesimpulan sendiri-sendiri. Sehingga menjadi tidak baik. “Jadi, kegelisahan umat ini jangan dibiarkan terus menerus. Kan gak boleh bilang,”Ya biarin!”, Ya jangan tho. Kasihan umat,” ujar Profesor Zaenal.
Rencananya, selain di Masjid Al-Huda, pihak panitia Forum Klarifikasi Isu Syiah mengusulkan kantor MUI Kota Surakarta sebagai salah satu tempat alternatif dan dianggap netral sebagai tempat forum klarifikasi ini. Namun, akhirnya pilihan itu pun gagal disepakati oleh pihak Ustadz Mudzakir. [sdqfajar]
Red: Randy
Up
BalasHapus