TRENDING NOW

SYIRIK

KOMUNIS

SURIAH

malayAntiLiberalNews – Dua penganut Syiah di Malaysia Ditangkap, setelah pekan ini disidang di pengadilan agama Malaysia. Keduanya dituduh memiliki buku-buku yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Berdasarkan data pemerintah Malaysia, nyaris dua pertiga dari total 28 juta warga Malaysia memeluk Islam. Sebagian besar merupakan kelompok Sunni. Tidak jelas berapa jumlah pengikut Syiah di Malaysia. Pemimpin Syiah tak mendata jumlah anggotanya. Sedangkan data pemerintah menyebutkan angka berbeda dalam rentang 2.000 hingga 250 ribu orang. Perbedaan jumlah ini antara lain dikarenakan beberapa pihak turut memperhitungkan wisatawan dan pelajar asing. Berapa pun jumlahnya, pengikut Syiah jauh lebih kecil dibandingkan pemeluk Sunni.
“Pemerintah Malaysia melarang ajaran Syiah karena dapat menimbulkan konflik,” kata cendekiawan Muslim Malaysia, Muhammad Asri Zainul Abidin. Demikian dilansir Kantor Berita Kiblat.
Dalam konferensi pers Jumat lalu, inspektur jenderal kepolisian Malaysia, Khalid Abu Bakar, juga menerangkan hal serupa. Jika tidak ada pengawasan dan kontrol terhadap pergerakan Syiah, katanya, bisa jadi Malaysia dilingkungi aktivitas gerakan syiah militan.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
“Kita tidak ingin peristiwa yang terjadi di Suriah, Irak, Afghanistan, dan Pakistan ikut berlangsung di sini, bukan?” sahutnya.
Kementerian Dalam Negeri Malaysia memiliki kuasa untuk memerintahkan petugas keamanan negara bagian menangkap, menggelar razia, serta melarang penyebaran buku yang mengancam keamanan nasional.
Dalam konferensi pers 6 Desember silam, Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengaku telah memerintahkan petugas mengambil tindakan terhadap pengikut Syiah. Tindakan termasuk pelarangan buku ajaran, juga tak mendaftarkan kelompok mereka karena dianggap “memecah-belah umat Islam.”
Persidangan kasus Nur dan Mohammad dijadwalkan berlangsung mulai 17 Desember di Perak.
Nur Azah Abdul Halim, 41 tahun, dan Mohammad Ridzuan Yusof, 31 tahun, ditangkap Agustus silam. Mereka mengaku tak bersalah atas dugaan kepemilikan buku-buku ajaran Syiah. Nur merupakan praktisi pengobatan alternatif. Sedangkan Mohammad dikenal sebagai pemilik restoran. Keduanya berasal dari negara bagian Perak, sekitar tiga jam berkendara ke utara Kuala Lumpur.
“Kami sungguh diperlakukan tidak adil,” sahut Nur.
Sementara, Mohammad tak bisa dimintai komentar.
Pemerintah Malaysia memberlakukan dua jalur hukum secara bersamaan. Pertama, hukum umum, yang berlaku bagi semua warga Malaysia. Yang kedua berdasarkan hukum Syariah, khusus untuk warga Muslim
Red : Tommy

syiah-sesat-=AntiLiberalNews – DOKUMEN RAHASIA SYI’AH
Inilah DOKUMEN RAHASIA agama Syiah, tentang misi jangka panjang mereka (50 th), untuk menegakkan kembali dinasti Persia yang telah runtuh oleh Islam berabad-abad lamanya, sekaligus membumi-hanguskan negara-negara Ahlus Sunnah, musuh bebuyutan mereka.
Dokumen ini disebarkan oleh Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula majalah-majalah di berbagai negara Ahlus Sunnah (ISLAM), termasuk diantaranya Majalah al-Bayan, edisi 123, Maret 1998.
Karena naskah yang tersebar adalah naskah dalam bahasa arab, maka kami terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, agar orang yang tidak mampu berbahasa arab pun bisa memahami isi naskah tersebut.
Sekarang kami persilahkan Anda membaca terjemahannya:


Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
((Bila kita tidak mampu untuk mengusung revolusi ini ke negara-negara tetangga yang muslim, tidak diragukan lagi yang terjadi adalah sebaliknya, peradaban mereka -yang telah tercemar budaya barat- akan menyerang dan menguasai kita. Alhamdulillah, -berkat anugerah Allah dan pengorbanan para pengikut imam yang pemberani- berdirilah sekarang di Iran, Negara Syiah Itsna Asyariyyah (syiah pengikut 12 imam), setelah perjuangan berabad-abad lamanya.
Oleh karena itu, -atas dasar petunjuk para pimpinan syi’ah yang mulia- kita mengemban amanat yang berat dan bahaya, yakni: menggulirkan revolusi.
Kita harus akui, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan yang berasaskan madzhab syi’ah, disamping tugasnya melindungi kemerdekaan negara dan hak-hak rakyatnya. Maka wajib bagi kita untuk menjadikan pengguliran revolusi sebagai target yang paling utama.
Akan tetapi, karena melihat perkembangan dunia saat ini dengan aturan UU antar negaranya, tidak mungkin bagi kita, untuk menggulirkan revolusi ini, bahkan bisa jadi hal itu mendatangkan resiko besar yang bisa membahayakan kelangsungan kita.
Karena alasan ini, maka -setelah mengadakan tiga pertemuan, dan menghasilkan keputusan, yang disepakati oleh hampir seluruh anggota-,
Kami menyusun strategi jangka panjang 50 tahun, yang terdiri dari 5 tahapan, setiap tahapan berjangka 10 tahun, yang bertujuan untuk menggulirkan revolusi islam ini, ke seluruh negara-negara tetangga, dan menyatukan kembali dunia Islam (dengan men-syi’ah-kannya).
Karena bahaya yang kita hadapi dari para pemimpin Wahabiah dan mereka yang berpaham ahlus sunnah, jauh lebih besar dibandingkan bahaya yang datang dari manapun juga, baik dari timur maupun barat, karena orang-orang Wahabi dan Ahlus Sunnah selalu menentang pergerakan kita.
Merekalah musuh utama Wilayatul Fakih dan para imam yang ma’shum, bahkan mereka beranggapan bahwa menjadikan faham syi’ah sebagai landasan negara, adalah hal yang bertentangan dengan agama dan adat, dengan begitu berarti mereka telah memecah dunia Islam menjadi dua kubu yang saling bermusuhan.
Atas dasar ini: Kita harus menambah kekuatan di daerah-daerah berpenduduk Ahlus Sunnah di Iran, khususnya kota-kota perbatasan.
Kita harus menambah masjid-masjid dan husainiyyat kita di sana, disamping menambah volume dan keseriusan dalam pengadaan acara-acara peringatan ritual syi’ah.
Kita juga harus menciptakan iklim yang kondusif, di kota-kota yang dihuni oleh 90-100 persen penduduk Ahlus Sunnah, agar kita bisa mengirim dalam jumlah besar kader-kader syi’ah dari berbagai kota dan desa pedalaman, ke daerah-daerah tersebut, untuk selamanya tinggal, kerja, dan bisnis di sana.
Dan merupakan kewajiban negara dan instansinya, untuk memberikan perlindungan langsung kepada mereka yang diutus untuk menempati daerah itu, dengan tujuan agar dengan berlalunya waktu, mereka bisa merebut jabatan pegawai di berbagai kantor, pusat pendidikan dan layanan umum, yang masih di pegang oleh kaum Ahlus Sunnah.
Strategi yang kami buat untuk pengguliran revolusi ini, -tidak seperti anggapan banyak kalangan- akan membuahkan hasil, tanpa adanya kericuhan, pertumpahan darah, atau bahkan perlawanan dari kekuatan terbesar dunia.
Sungguh dana besar yang kita habiskan untuk mendanai misi ini, tak akan hilang tanpa timbal-balik. Teori Memperkuat Pilar-pilar Negara: Kita tahu, bahwa kunci utama untuk menguatkan pilar-pilar setiap negara, dan perlindungan terhadap rakyatnya, berada pada tiga asas utama:
Pertama: Kekuatan yang dimiliki oleh pemerintahan yang sedang berkuasa.
Kedua: Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ulama dan penelitinya.
Ketiga: Ekonomi yang terfokus pada kelompok pengusaha pemilik modal.
Apabila kita mampu menggoncang pemerintahan, dengan cara memunculkan perseteruan antara ulama dan penguasanya, atau memecah konsentrasi para pemilik modal di negara itu, dengan menarik modalnya ke negara kita atau negara lain, tak diragukan lagi, kita telah menciptakan keberhasilan yang gemilang dan menarik perhatian dunia, karena kita telah meruntuhkan tiga pilar tersebut.
Adapun rakyat jelata setiap negara, yang berjumlah rata-rata 70-80 persen, mereka hanyalah pengikut hukum dan kekuatan yang menguasainya. Mereka disibukkan oleh tuntutan hidupnya, untuk mencari rizki, makan dan tempat tinggalnya.
Oleh karena itu, mereka akan membela siapa pun yang sedang berkuasa. Dan untuk mencapai atap setiap rumah, kita harus menaiki tangga utamanya.
Tetangga-tetangga kita dari kaum Ahlus Sunnah dan Wahabi adalah: Turki, Irak, Afganistan, Pakistan, dan banyak negara kecil di pinggiran selatan, serta gerbangnya negara teluk persia, yang tampak seakan negara-negara yang bersatu, padahal sebenarnya berpecah-belah.
Daerah-daerah ini, adalah kawasan yang sangat penting sekali, baik di masa lalu, maupun di masa-masa yang akan datang.
Ia juga ibarat kerongkongan dunia di bidang minyak bumi. Tidak ada di muka bumi ini kawasan yang lebih sensitif melebihinya. Para penguasa di kawasan ini memiliki taraf hidup yang tinggi, karena penjualan minyak buminya.
Kategori Penduduk di Kawasan Ini Penduduk di kawasan ini terbagi dalam tiga golongan:
Pertama: Penduduk baduwi dan padang pasir, yang telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu.
Kedua: Pendatang yang hijrah dari berbagai pulau dan pelabuhan, yang telah hijrah sejak zaman pemerintahan Syah Isma’il as-Shofawi, dan terus berlangsung hingga zamannya Nadirsyah Afsyar, Karim Khan Zind, Raja al-Qojar, dan keluarga al-Bahlawi.
Dan telah banyak perjalanan hijrah dari waktu ke waktu, sejak mulainya revolusi Islam.
Ketiga: Mereka yang berasal dari negara arab lainnya, dan kota-kota pedalaman Iran.
Adapun lahan bisnis, perusahaan ekspor impor dan kontraktor, biasanya dikuasai oleh selain penduduk asli. Sedangkan penduduk asli, kebanyakan mereka hidup dari menyewakan lahan dan jual-beli tanah.
Mengenai para keluarga penguasa, biasanya mereka hidup dari gaji pokok penjualan minyak buminya. Adapun kerusakan masyarakat, budaya, banyaknya praktik yang menyimpang dari islam, itu sangat jelas terlihat. Karena mayoritas penduduk negara-negara ini, telah larut dalam kenikmatan dunia, kefasikan dan perbuatan keji.
Banyak dari mereka yang mulai membeli perumahan, saham perusahaan, dan menyimpan modal usahanya di Eropa dan Amerika, khususnya di Jepang, Inggris, Swedia, dan Swiss, karena kekhawatiran mereka akan runtuhnya negara mereka di masa-masa mendatang.
Sesungguhnya dengan menguasai negara-negara ini, berarti kita telah menguasai setengah dunia.
Beberapa Tahapan Dalam Menggulirkan Revolusi Ini Untuk menjalankan misi panjang 50 tahun ini:
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah: memperbaiki hubungan kita dengan negara-negara tetangga, dan harus ada hubungan yang kuat dan sikap saling menghormati, antara kita dengan mereka. Bahkan kita juga harus memperbaiki hubungan kita dengan Irak, setelah perang berakhir dan Sadam Husein jatuh, karena menjatuhkan seribu kawan itu lebih ringan, dibanding menjatuhkan satu lawan.
Dengan adanya hubungan politik, ekonomi dan budaya antara kita dengan mereka, tentunya akan masuk sekelompok kader dari Iran ke negara-negara ini, sehingga memungkinkan kita untuk mengirim para duta secara resmi, yang pada hakekatnya adalah pelaksana program revolusi ini.
Selanjutnya kita akan tentukan misi khusus mereka saat menugaskan dan mengirimkannya. Janganlah kita beranggapan bahwa 50 tahun adalah waktu yang panjang, karena kesuksesan langkah kita ini benar-benar membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan hingga 20 tahun.
Sungguh tersebarnya paham syi’ah, yang kita rasakan di banyak negara saat ini, bukanlah buah dari perencanaan 1 atau 2 hari.
Dulunya kita tidak memiliki seorang pun pegawai di negara manapun, apalagi kader dengan jabatan menteri, wakil negara dan presiden. Bahkan dulunya banyak kelompok, seperti Wahabiah, Syafi’iah, Hanafiah, Malikiah, dan Hanbaliah, memandang kita sebagai kelompok yang murtad dari Islam, sehingga pengikut mereka telah berkali-kali mengadakan pemusnahan kaum syi’ah secara massal.
Memang benar kita tidak merasakan pahitnya hari-hari itu, tetapi nenek moyang kita pernah merasakannya. Kehidupan kita hari ini adalah buah dari gagasan, pemikiran dan langkah mereka. Mungkin juga kita tidak akan hidup di masa depan, akan tetapi revolusi dan madzhab kita akan tetap ada.
Untuk menunaikan misi ini, tidaklah cukup hanya dengan mengorbankan hidup, atau apapun yang paling berharga sekalipun, akan tetapi juga membutuhkan pemrograman yang telah matang dikaji.
Harus ada perencanaan untuk masa depan, walaupun untuk 500 tahun ke depan, apalagi hanya 50 tahun saja. Karena kita adalah pewaris berjuta-juta syuhada’, yang gugur di tangan setan-setan yang mengaku muslim, darah mereka terus mengalir dalam sejarah, sejak meninggalnya Rasul hingga hari ini.
Dan cucuran darah itu tidak akan kering, sehingga setiap orang yang mengaku muslim, meyakini hak Ali dan keluarga Rasulullah, mengakui kesalahan nenek moyang mereka, dan mengakui syi’ah sebagai pewaris utama ajaran Islam.
Beberapa Tahapan Penting Dalam Perjalanan Misi Ini :
Tahap Pertama (10 tahun pertama): Kita tidak ada masalah dalam menyebarkan madzhab syi’ah di Afganistan, Pakistan, Turki, Iran dan Bahrain.
Karena itu, kita akan menjadikan tahapan sepuluh tahun kedua, sebagai tahapan pertama di 5 negara ini. Sedangkan tugas para duta kita di belahan negara lain adalah tiga hal:
Pertama: Membeli lahan tanah, perumahan dan perhotelan.
Kedua: Menyediakan lapangan pekerjaan, kebutuhan hidup dan fasilitasnya kepada para pengikut paham syi’ah, agar mereka mau hidup di rumah yang dibeli, sehingga bertambah banyak jumlah penduduk yang sepaham dengan kita.
Ketiga: Membangun jaringan dan relasi yang kuat dengan para pemodal di pasar dagang, dengan para pegawai kantor, khususnya mereka yang menjabat sebagai kepala tinggi, dengan tokoh publik dan dengan siapapun yang memiliki hak keputusan penuh di berbagai instansi negara.
Di sebagian negara-negara ini, ada beberapa daerah, yang sedang dalam proyek pengembangan, bahkan di sana ada rencana proyek pengembangan untuk puluhan desa, kampung, dan kota kecil lainnya. Tugas wajib para duta yang kita kirim adalah membeli sebanyak mungkin rumah di desa itu, untuk kemudian dijual dengan harga yang pantas kepada orang yang mau menjual hak miliknya di pusat kota. Sehingga dengan langkah ini, kota yang padat penduduknya bisa kita rebut dari tangan mereka.
Tahap Kedua (10 tahun kedua): Kita harus mendorong masyarakat syi’ah untuk menghormati UU, taat kepada para pelaksana UU dan pegawai negara, serta berusaha mendapatkan surat ijin resmi untuk berbagai acara ritual syi’ah, pendirian masjid, dan husainiyyat. Karena surat ijin resmi tersebut, akan kita ajukan sebagai tanda bukti resmi di masa-masa mendatang untuk mengadakan berbagai acara dengan bebas.
Kita juga harus berkonsentrasi pada kawasan yang tinggi tingkat kepadatan penduduknya, untuk kita jadikan sebagai tempat diskusi tentang masalah-masalah (syiah) yang sangat sensitif.
Para duta syi’ah, -pada dua tahapan ini- diharuskan untuk mendapatkan kewarganegaraan dari negara yang ditempatinya, dengan memanfaatkan relasi atau hadiah yang sangat berharga sekalipun.
Mereka juga harus mendorong para kadernya agar menjadi pegawai negeri, dan segera masuk -khususnya- dalam barisan militer negara.
Pada pertengahan tahap kedua: Harus dihembuskan -secara rahasia dan tidak langsung- isu bahwa ulama Ahlus Sunnah dan Wahabiah adalah penyebab kerusakan di masyarakat, dan berbagai praktek menyimpang syariat yang banyak terjadi di negara itu. Yaitu melalui selebaran-selebaran yang berisi kritikan, dengan mengatas-namakan sebagian badan keagamaan atau tokoh Ahlus Sunnah dari negara lain.
Tak diragukan lagi, ini akan memprovokasi sejumlah besar rakyat negara itu, sehingga pada akhirnya mereka akan menangkap pimpinan agama atau figur Ahlus Sunnah yang dituduh itu, atau kemungkinan lain; rakyat negara itu akan menolak isi selebaran itu, dan para ulamanya akan membantahnya dengan sekuat tenaga.
Dan setelah itu kita munculkan banyak huru hara, yang akan berakibat pada diberhentikannya penanggung jawab masalah itu, atau digantikannya dengan staf yang baru. Langkah ini, akan menyebabkan buruknya kepercayaan pemerintah kepada seluruh ulama di negaranya, sehingga menjadikan mereka tidak bisa menyebarkan agama, membangun masjid dan pusat pendidikan agama.
Selanjutnya pemerintah akan menganggap seluruh ajakan yang berbau agama sebagai bentuk pelanggaran terhadap peraturan negara. Ditambah lagi, akan berkembang rasa benci dan saling menjauh antara penguasa dengan ulama di negara itu, sehingga Ahlus Sunnah dan Wahabiyah akan kehilangan pelindung mereka dari dalam, padahal tidak mungkin ada orang yang melindungi mereka dari luar.
Tahap Ketiga (10 tahun ketiga): Pada tahap ini, telah terbangun jaringan yang kuat, antara duta-duta kita dengan para pemilik modal dan pegawai atasan, diantara mereka juga banyak yang telah masuk dalam barisan militer dan jajaran pemerintahan, yang bekerja dengan penuh ketenangan dan hati-hati, tanpa ikut campur dalam urusan agama, sehingga kepercayaan penguasa lebih meningkat lagi dari sebelumnya.
Pada tahapan ini, di saat berkembangnya perseteruan, perpecahan, dan iklim yang memanas antara penguasa dengan ulama, maka diharuskan kepada sebagian ulama terkemuka syiah yang telah menjadi penduduk negara itu, untuk mensosialisasikan keberpihakan mereka kepada penguasa negara itu, khususnya pada musim-musim ritual keagamaan (syi’ah), sekaligus menampakkan bahwa syi’ah adalah aliran yang tak membahayakan pemerintahan mereka.
Apabila situasi memungkinkan mereka untuk bersosialisasi melalui media informasi yang ada, maka janganlah ragu-ragu memanfaatkannya untuk menarik perhatian para penguasa, sehingga mereka senang dan menempatkan kader kita pada jabatan pemerintahan, dengan tanpa ada rasa takut atau cemas dari mereka.
Pada tahapan ini, dengan adanya perubahan yang terjadi di banyak pelabuhan, pulau, dan kota lainnya di negara kita, ditambah dengan devisa perbankan kita yang terus meningkat, kita akan merencanakan langkah-langkah untuk menjatuhkan perekonomian negara-negara tetangga.
Tentu saja para pemilik modal dengan alasan keuntungan, keamanan dan stabilitas ekonomi, akan mengirimkan seluruh rekening mereka ke negara kita; dan ketika kita memberikan kebebasan kepada semua orang, dalam menjalankan seluruh kegiatan ekonominya, dan pengelolaan rekening banknya di negara kita, tentunya negara mereka akan menyambut rakyat kita, atau bahkan memberikan kemudahan dalam kerjasama ekonomi.
Tahap Keempat (10 tahun keempat): Pada tahap ini, telah terhampar di depan kita fenomena; dimana banyak negara yang para penguasa dan ulamanya saling bermusuhan, pebisnis yang hampir bangkrut dan lari, serta masyarakat yang tak aman, sehingga siap menjual hak miliknya dengan separo harga sekalipun, agar mereka bisa pindah ke daerah yang aman.
Di saat terjadinya kegentingan inilah, para duta kita akan menjadi pelindung bagi hukum dan para penguasanya. Apabila para duta itu bekerja dengan sungguh-sungguh, tentunya mereka akan mendapatkan jabatan terpenting dalam pemerintahan dan kemiliteran, sehingga dapat mempersempit jurang pemisah antara para pemilik perusahaan yang ada dengan para penguasa. Keadaan seperti ini, memungkinkan kita untuk menuduh mereka yang bekerja dengan tulus untuk penguasa sebagai para penghianat negara, dan ini akan menyebabkan diberhentikannya mereka atau bahkan diusir dan diganti dengan kader kita.
Langkah ini akan membuahkan dua keuntungan :
Pertama: Pengikut kita akan mendapat kepercayaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Kedua: Kebencian ahlus sunnah akan semakin meningkat, karena meningkatnya kekuatan syi’ah di berbagai instansi negara.
Ini akan mendorong ahlus sunnah untuk meningkatkan langkah menentang penguasa.
Di saat seperti itu, kader-kader kita harus bersanding membela penguasa, dan mengajak masyarakat untuk berdamai dan tetap tenang.
Dan pada saat yang bersamaan, mereka akan membeli kembali rumah dan barang yang semula akan mereka tinggalkan.
Tahap Kelima (10 tahun terakhir): Pada sepuluh tahun kelima, tentunya iklim dunia telah siap menerima revolusi, karena kita telah mengambil tiga pilar utama dari mereka,
yang meliputi: keamanan, ketenangan dan kenyamanan.
Sedangkan pemerintahan yang berkuasa, akan menjadi seperti kapal ditengah badai dan nyaris tenggelam, sehingga menerima semua masukan yang akan menyelamatkan jiwanya.
Di saat seperti ini, kita akan memberikan masukan melalui beberapa tokoh penting dan terkenal, untuk membentuk himpunan rakyat dalam rangka memperbaiki keadaan negara, dan kita akan membantu penguasa untuk mengawasi berbagai instansi dan mengamankan negara.
Tak diragukan lagi, tentunya mereka akan menerima usulan itu, sehingga para kader pilihan kita akan mendapatkan hampir keseluruhan kursi di dalamnya.
Kenyataan ini tentu akan menyebabkan larinya para pengusaha, ulama dan pegawai setia pemerintahan, sehingga kita akan dapat menggulirkan revolusi islam kita, ke berbagai negara, tanpa menimbulkan peperangan atau pertumpahan darah.
Seandainya, pada sepuluh tahun terakhir, rencana ini tidak membuahkan hasil, kita tetap bisa mengadakan revolusi rakyat dan merebut kekuasaan dari tangan penguasa.
Apabila penganut syi’ah adalah penduduk, penghuni dan rakyat negara itu, maka berarti kita telah menunaikan kewajiban, yang bisa kita pertanggung-jawabkan di depan Allah, agama, dan madzhab kita.
Bukan tujuan kita untuk mengantarkan seseorang kepada tampuk pimpinan, tetapi tujuan kita hanyalah menggulirkan revolusi, sehingga kita mampu mengangkat bendera kemenangan agama tuhan ini, dan menampakkan nilai-nilai kita di seluruh negara.
Selanjutnya kita mampu maju melawan dunia kafir dengan kekuatan yang lebih besar, dan menghias alam dengan cahaya Islam dan ajaran syi’ah, sampai datangnya imam Mahdi yang dinantikan)).
Sumber artikel: http://www.albayan-magazine.com/sereah.htm Penerjemah: Addariny
—————————————–
Saksikanlah bagaimana rapinya program orang-orang syiah dalam menyusun revolusi syi’ah.
Dan kita menyaksikan keberhasilan-keberhasilan yang telah mereka peroleh. Mereka sudah masuk di seluruh instansi pemerintahan, termasuk militernya. Bahkan mereka sudah berhasil menjadikan kader-kader mereka sebagai tokoh agama yang suaranya di ikuti oleh masyarakat.
Mereka juga telah mendapatkan legalitas untuk acara acara ritual ala syiah.
Mereka memiliki puluhan yayasan resmi yang bergerak di bidang dakwah, sosial dan pendidikan.
Kita yakin akan satu hal, Allah berfirman :
“Mereka membuat tipu daya, maka Allah pun membalas dengan tipu daya. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya…” (Qs Ali Imron: 54)
Sumber: FP Ust Farid Okbah
Red: Randy

syiah bolehkan zinahi ibu yang jandaAntiLiberalNews – SY’IAH MEMBOLEHKAN ZINAI IBUNYA YANG JANDA
Bagaimana menurut anda dengan fatwa imam syiah ini :
Muhsin Ali Ushfur berfatwa :
“Sebagaimana yang disebutkan oleh Hadi dalam kitabnya Manarul Ilmi (4/386) “Diperbolehkan bagi seorang anak untuk menyetubuhi ibu kandungnya yang sudah janda, agar ibunya tidak berpisah dengan anaknya, dan agar tidak meninggalkan mereka hanya untuk mencari seseorang yang melampiaskan syahwatnya.
Sumber: FP Ustadz Farid Okbah, Pakar Syiah Internasional
Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

twitter ahmad dhaniAntiLiberalNews – Ahmad Dhani menyatakan kerjasama yang kuat antara Indonesia dengan negara syiah Iran akan membuat Indonesia disegani di seluruh dunia.
“Cukup INDONESIA dan IRAN gandeng tangan bahu membahu…seluruh dunia akan takut,” tegas Dhani melalui akun Twitter @AHMADDHANIPRAST.
Musisi yang mengklaim sebagai keturunan Yahudi itu membuat kebohongan bahwa Iran adalah negara Islam yang paling berani tidak tunduk kepada Inggris atau Amerika.
Sebelumnya, dalam akun twitternya, Ahmad Dhani kerap melontarkan caci maki kepada Aisyah dan dukungannya pada imam syiah khomeini,

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
“Imam Khomeini jelas shohih keturunan Nabi Muhammad SAW, yang lain gak jelas, dan gak shohih,” tegas Ahmad Dhani melalui akun Twitter Dhani Ahmad Prasetyo ‏@AHMADDHANIPRAST.
Pernyataan Dhani itu menanggapi kicauan akun  ‏@yudahafiyansyah: “Dalam Kitab Al-Thaharah karya Khomeini Al-Khabits, juz 3 hal 457. Dia menjudge Aisyah lebih najis dari anjing dan babi.”
Menilai fakta di atas, pertanyaannya adalah, mungkinkah Ahmad Dhani telah ber-taqiyah??
Nah ini ngawurnya Ahmad Dhani, membaca dan mempelajari syiah pada buku asli syiah yang terkenal membolehkan berdusta alias TAQIYAH dan memaki para Sahabat Nabi Muhammad SAW hingga para Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq, Umar Bin Khattab dan Utsman Bin Affan serta istri Nabi Aisyah RA.
Padahal, seperti kita ketahui, negara syiah Iran terlibat aktif dalam membantai Umat Islam di Suriah dengan keji. Sepanjang sejarah umat Islam, Syiah selalu menjadi duri dalam daging yang selalu mengkhianati umat Islam.
Red: Randy

aisAntiLiberalNews – Kisah ini dipaparkan dari seorang muslimah Suriah bernama Aisyah di Rumah Sakit di Turki, Istanbul. Dilengkapi keterangan dari salah seorang saksi hidup yang selamat
Tanggal: 15 – 28 Juni 2011
Lokasi: Pabrik Gula Jisr Al-Shughour, Suriah Utara, kota mayoritas beragama Islam, 20km dari Turki, perbatasan Syria.
Pada tanggal 14 Juni, pasukan Basyar mengitari Jisr Al-Shughour dengan formasi 3000 tentara dan 300 tank, untuk menggerebek kota pada keesokan harinya, yaitu tanggal 15 Juni.


Berita bocoran terakhir dari k
Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2011, para jenderal rezim Syiah Nusyairiyah membunuh kurang lebih 30 pemuda dan menguburkannya di Pabrik Gula, lalu melapisinya dengan semen. Tapi saat malam tiba, para jenderal itu tidak menemukan tempat yang lebih baik untuk tidur dan menginap kecuali Pabrik Gula ini, sehingga mereka pun memutuskan untuk memanfaatkannya sebagai markas selama operasi penyerangan kota.
Untuk menghidupkan situasi, sebuah ide sadis melintas di benak para jenderal itu. Mereka ingin beberapa muslimah Suiriah telanjang untuk hiburan!
Mereka memerintahkan menangkap gadis-gadis tercantik di kota yang bernama Aisyah, sebanyak kurang lebih 20 orang gadis….
“Pertama kali kami memasuki pabrik, kami ditelanjangi dan menjadi sasaran pelecehan serta pemukulan, kemudian para jenderal itu memerintahkan tentaranya untuk berhenti memukul karena mereka ingin menikmati daging putih bersih kami,” kata Aisyah.
“Setelah beberapa hari, saya pasrah tentang perkosaan tersebut. Sudah menjadi bagian dari hidup saya. Tapi jika menggunakan tubuh saya dan sayapun menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam serta menghidangkan teh dan kopi, setidaknya mereka memakaikan selembar baju di tubuh saya. Saya benci menjadi budak telanjang. Saya hanya berharap mereka menutupi tubuh saya,” kata Aisyah.
“Pelecehan sebenarnya ditujukan pada ‘ nama Aisyah’. Maka ketika para jenderal itu kembali dari peperangan, mereka memerintahkan kami berbaris dan menjilati sepatu booth mereka sampai bersih. Mereka biasa mengatakan, “Aisyah….. Kemari. Jilati booth-ku”, “Aisyah….. Bawa kopiku”, “Aisyah….. Siapa Allah-mu sekarang?” dan hal-hal sangat buruk lainnya,” kata Aisyah.
“Saya sudah tahu apa yang akan terjadi sejak diberitahu bahwa yang ditangkap adalah gadis-gadis cantik yang muda. Tapi saya tidak pernah tahu mereka memilih kami karena nama kami, sampai keesokan harinya saat mereka mulai memanggil kami semua, Aisyah, dan melecehkan kami dengan berbagai cara yang mungkin, barulah kami mengerti apa yang mereka inginkan”; kata Aisyah.
“Hari pertama dia menyuntikkan sesuatu ke kaki saya hingga kami tidak mampu berdiri. Saya berharap dia membunuh saya saja malam itu, namun mereka tidak pernah menyuntik kami lagi.”
“Pada hari ke-3 mereka membunuh salah satu muslimah yang melawan salah seorang tentara rezim Syiah Nusyairiyah. Mereka memotong putingnya karena dia menentangnya. Lalu kami tahu dari pembicaraan para tentara itu, bahwa mereka memperkosanya kemudian membunuhnya dan menguburnya bersama ‘yang lainnya’ di bawah pabrik! Ini untuk menakuti para muslimah agar tidak ada lagi yang berpikir untuk menentangnya,” kata saksi mata yang selamat.
“Kami takut, kami dipaksa melayani mereka, dan kami dipaksa memuaskan seksual mereka bahkan di depan umum. Mereka ‘memperkosa’ kami bahkan di atas meja saat mereka sedang merencanakan bagaimana memindahkan tank-tank mereka untuk menghancurkan kota kami. Satu-satunya yang biasa membuat kami sedikit tenang adalah saat kami memasak untuk mereka. Kami bisa saling bertemu,walau tentu saja kami dilarang saling berbicara ataupun saling melihat. Tapi kami menikmati makanan sejak kami yang memasaknya,” kata Aisyah.
“Setelah hari ke-10, mereka bangun dan menghilang begitu saja. Kami telanjang. Kami sendirian di pabrik. Kami tidak berani kabur. Kami tidak berani saling bertanya apakah kami sudah boleh saling berbicara atau tidak. Kami benar-benar takut. Lalu beberapa pria dari desa kami datang dan menyelamatkan kami” kata Aisyah.
“Alhamdulillah, saya telah keguguran dan dapat berjalan lebih baik sekarang. Saya masih ingat wajah-wajah mereka, nama-nama mereka dan kota-kota asal mereka. Saya bersumpah akan membalas dendam. Hanya kakak (laki-laki) saya yang tahu cerita keseluruhannya, yang tidak mungkin saya paparkan kepada keluarga saya karena mereka tidak akan lagi mengakui saya sebagai anak mereka setelah orang Syiah memperkosa saya. Tidak ada pria akan menikahi saya karena saya seorang budak. Saya akan mencoba mengubah nama saya dan tidak akan ada seorangpun mengenal saya,” kata Aisyah
Sumber : Voa Islam
Red : Tommy

pendetaAntiLiberalNews – Seorang pendeta Syiah Nusyairiyah, Ali al-Dala ijinkan tentara rezim Asad untuk memperkosa para muslimah Suriah.
Seperti dilansir Israel National News, media Israel itu mengutip sebuah stasiun radio milik rezim Syiah Nusyairiyah, Syam FMDalam wawancara Kamis lalu (2/1/2014),  Dala mengatakan, tentara Suriah memiliki izin untuk memperkosa perempuan dari para pejuang Islam Suriah, baik yang belum menikah maupun yang sudah menikah, tanpa harus membuat perjanjian pernikahan resmi.
Dala, dalam wawancara itu juga disebutkan, tindakan pasukan Assad sebagai pelaksanaan hukuman bagi para Muslimah Suriah yang telah mengijinkan anak mereka atau saudara laki-laki mereka untuk bergabung dalam menentang rezim Asad.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Dalam pernyataannya, Dala menempatkan otoritas keagamaan di belakang izin pemerkosaan terhadap perempuan ‘pemberontak’. “Sebagai bagian dari perjuangan mereka melawan para pemberontak,” tulis media Israel itu.
Red : Tommy

NERAKA BAGI WANITA SYI'AH YANG MENOLAK AJAKAN SAYYID UNTUK BERMUT'AHAntiLiberalNews – Pendeta  Syi’ah kembali menteror kaum wanitanya untuk dijadikan budak nafsu mereka. Mereka mengancam dengan neraka bagi siapa pun dari para wanita Syi’ah yang menolak tatkala diajak beribadah mut’ah/kawin kontrak (baca: zina) oleh sayyid dari kalangan mereka.
Adalah Muhsin Alu ‘Ashfur, salah satu dedengkot Syi’ah yang di dalam twitternya menteror para wanita Syi’ah seperti di atas. Saksikanlah, si busuk ini berkata:
قال السيد فاضل المدرسي نقلاً عن الإمام الصدوق (ع) : (كل إمرأة طلبها سيد في متعة ورفضت فقد أوجبت على نفسها النار وحرمت عن نفسها الجنة والأجر)
“Telah berkata As-Sayyid Fadhil Al-Madrisiy menukil dari Al-Imam Ash-Shaduq: “Setiap wanita yang dimintai oleh sayyid untuk ber-mut’ah lalu dia (si wanita) menolak, maka sungguh neraka wajib atas dirinya dan diharamkan dari dirinya akan Surga juga pahala.”
 Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

Twitter Muhsin Alu ‘Ashfur: https://twitter.com/ShMohsnAlAsfor/status/349582741517508608

Sumber: FP Ust. Farid Okbah
Red: Randy

Recent Posts

VIDEO

KRISTENISASI

SYIAH

LIBERAL