ABU Bakar Baasyir (ABB) mulai mengubah pandangannya terhadap sosok tokoh kontroversi, Mudzakir yang juga pimpinan pondok pesantren Al-Islam Gumuk Solo. Hal tersebut disampaikan oleh ABB saat beliau dikunjungi oleh pihak keluarga beserta DSKS (Dewan Syariah Kota Solo) di Lapas Pasir Putih Nusa Kambangan Rabu lalu (29/10/2013).
Menurut Abdurrahim Baasyir, salah seorang putra ABB yang lebih sering dipanggil ustadz Iim Baasyir, selama kunjungan rombongan DSKS, ABB menyambut tamunya dengan ceria dan memberikan banyak nasehat serta masukan, khususnya kepada kalangan penegak Syariat Islam di DSKS.
Dalam pertemuan itu juga, dia berdiskusi banyak hal terkait isu-isu Syariah dan negara Islam yang ideal sesuai tuntunan Syar’i. Mereka juga mendiskusikan beberapa problematika ummat yang sedang bergulir saat ini khususnya di Indonesia, termasuk fenomena perkembangan ajaran Syiah yang akhir-akhir ini semakin meluas dan sudah berani terang-terangan muncul ke permukaan.
“Ada satu hal yang menarik dari diskusi itu yaitu ada pandangan baru ustadz Abu dalam memandang fenomena Syiah di kota Solo, beliau menegaskan saat ini sudah sangat mencurigai ustadz Mudzakir sebagai orang Syiah yang sedang berpura-pura menjadi Sunni,” ujar Iim kepada beberapa media Islam, Rabu (30/10).
Seperti diketahui selama ini ABB dikenal masih meyakini bahwa Mudzakkir pimpinan Al-Islam Solo bukan Syiah, sehingga tidak sedikit kalangan “Mudzakiriyun” yang memanfaatkan pandangan beliau tersebut untuk melakukan pembelaan terhadap Mudzakir.
“Berulang kali beliau menyebutkan hal tersebut bahkan saat beberapa asatidz yang ikut dalam rombongan bertanya apa yang membuat beliau berubah pandangan terhadap Mudzakir,” terang Iim Baasyir.
“Bagi saya pribadi, hal ini berarti sesuatu yang baru pada diri beliau dan sangat mengejutkan kami yang saat itu ada dalam majelis,” Iim Baasyir menambahkan.
Dalam penjelasan beliau seperti disampaikan oleh anaknya, ABB menjawab bahwa dirinya telah memikirkan matang-matang setelah beberapa kali kesempatan pertanyaan yang disampaikan kepada Mudzakir tentang kesyi’ahannya, selalu saja jawaban yang diberikan Mudzakir mengambang dan tidak jelas. Juga pandangan-pandangannya yang banyak memiliki kecenderungan kepada kalangan Syiah yang jelas-jelas sesat dan kafir tetapi masih saja dibela.
Beliau juga menggarisbawahi soal kedatangan rombongan Mudzakir membesuk beliau di LP Nusa Kambangan beberapa waktu lalu. Saat itu, menurut Iim, Mudzakir malah meminta agar ABB tidak usah ikut campur dalam urusan kekejaman Bashar Assad di Suriah serta mendesak beliau agar mencabut fatwanya soal Bashar Assad.
“Hal-hal inilah yang menurut ustadz ABB menjadikan dirinya saat ini sudah berubah pikiran terhadap Mudzakir dan beliau menjadi sangat mencurigai Mudzakir sebagai antek Syiah di negeri ini,” papar Iim Baasyir.
Baca
artikel selengkapnya di KISAH KARBALA
tafhadol
Laporkan iklan?
Hal lain seperti disampaikan Iim Baasyir yang dibahas dalam majelis besukan kemarin adalah tentang demokrasi yang beliau sebut Syirik Akbar yang khofiyyah. Di mana pelakunya tidak serta merta dikafirkan seperti yang diyakini oleh sebagian kalangan saat ini.
Majelis besukan Selasa kemarin penuh dengan diskusi ilmiyyah karena para pembesuk kebetulan juga adalah para asatidz yang mumpuni di bidang ilmu Syar’i, hingga pembicaraan terasa bagaikan sebuah diskusi ilmiyah yang dihiasi dengan berbagai macam hujjah-hujjah Syar’i walau terlihat ada beberapa perbedaan-perbedaan kecil antara beliau dan para ustadz itu terkait strategi dan cara penegakan Syariat di indonesia.
Majelis ditutup dengan nasihat kepada para aktivis Syariat dan beliau berpesan agar jangan surut dalam upaya menyosialisasikan dan upaya penerapan Syariat Islam kepada masyarakat Indonesia.
“Kami sendiri dari pihak keluarga merasa senang sekali bisa mengajak para asatidz dan ulama kota Solo bisa membesuk beliau dipenjara. Semoga keberadaan beliau di penjara bukan menjadi halangan bagi beliau untuk terus menyuarakan kebenaran dan berjuang dalam rangka menegakkan syariat Allah SWT,” pungkas Iim.[fq/islampos/idi]
Post A Comment:
0 comments: