PROBLEMATIKA pengaruh dan perkembangan Syiah di Indonesia tidak bisa dipandang sebatas dinamika perbedaan pendapat. Keyakinan Syi’ah yang melenceng dari aqidah ushul harus diwaspadai agar tidak memecah belah ummat Islam yang masih awam. Maka, Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali M. Dai MA menegaskan Syiah di luar Islam.
“Bagaimana mungkin kita menerima mereka (Syi’ah) yang mempercayai bahwa ada tahrif (perubahan, red.) dalam Al Qur’an?” katanya dalam pengajian di Masjid Istiqlal, Solo, Ahad malam (22/9).
Dia juga mengkritisi inisiatif untuk membangun dialog antara Islam dan Syiah. Sebab sepanjang sejarah, kelompok Syiah selalu menyembunyikan keyakinan dan misi-misinya lewat taqiyyah.
Baca
artikel selengkapnya di KISAH KARBALA
tafhadol
“Bagaimana kita mau berdiskusi dengan orang yang menghalalkan taqiyyah? Menghalalkan sikap munafik? Bagi mereka belum beragama jika belum berbohong (taqiyyah) dan bersikap munafik,” jelasnya.
Alumnus Magister Universitas Al Azhar Kairo ini juga menegaskan pentingnya edukasi bagi masyarakat atas bahaya Syiah dibanding membangun dialog dengan mereka.
“Seribu lima ratus tahun umat Islam berdiskusi untuk mendekatkan Islam dengan Syiah, apa hasilnya? Yang diperlukan oleh umat saat ini adalah pencerahan bahwa Syiah ini sesat,” tandasnya. [eza/Islampos]
Post A Comment:
0 comments: