majlis-ulama-indonesia
MESKI Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan buku panduan mengenali bahaya Syiah, namun tidak semua anggota MUI dapat bebas menjelaskan bahaya Syiah kepada masyarakat. Setidaknya, itulah yang dialami Ketua Bagian Dakwah MUI Kota Semarang, Ustadz Syarif Hidayatullah.
Dijadwalkan menjadi moderator dalam bedah buku Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam, Syarif Hidayatullah mendadak membatalkan kesediaannya. Pasalnya, tekanan datang dari pihak tertentu agar dirinya tidak menjadi moderator dalam bedah buku tersebut.
“Saya mendapatkan teror sms sejak rabu siang selama tiga kali,” ujarnya kepada Islampos, Ahad (1/12).
Tekanan bukan kali ini saja didapatkannya. Sebelumnya, dia juga dituding tak memiliki rasa nasionalisme hanya karena turut mendukung isi VCD Penegakkan Syariat Islam milik Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
“Saya menyimpulkan bahwa jika saya muncul sebagai moderator, maka akan ada dokumentasi foto bahwa saya pro Syariat Islam. Dan tidak pantas menjadi mediator lagi dalam kegiatan-kegiatan ikhwan-ikhwan Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) yang merintangi Kristenisasi dan Kemaksiatan.
“Maklum karena sudah masuk Desember, guna memuluskan jalan orang kafir, saya dikebiri dulu,” tandasnya.
Syarif menjelaskan anggota MUI Kota Semarang sepakat bahwa Syiah adalah aliran sesat. Ulama juga memiliki peran penting untuk mempertahankan akidah ahlussunah wal jama’ah di Indonesia.
“Insya Allah kita setuju bahwa Syiah adalah aliran yang berbahaya,” katanya.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Laporkan iklan?
Acara sendiri berlangsung lancar dengan menghadirkan penulis Muhammad Pizaro. Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta Anung Al Hamat Lc.M.PdI, dan Anggota Majelis Syariah JAT Fuad Al Hazimi.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: