Februari 2016
no image

Tak kurang dari 1000 kaum muslimin menghadiri Tabligh Akbar dan penggalangan Tebar Cinta Untuk Bumi Syam di Medan, Sumatera Utara. Dua masjid sekaligus digunakan untuk kegiatan tersebut dalam waktu yang bersamaan yakni Masjid Amaliyah kota Stabat Langkat dan Masjid di kota Tebing Tinggi. Kegiatan pada Ahad, 23 November 2013 jam ini berhasil menyedot perhatian masyarakat Medan.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Hadir dalam acara ini empat narasumber di antaranya Abu Harits Lc , Abu Sofi, Dudi Abu Yahya, Dede Nurjannata, S.Pd.I. Tidak hanya itu, dalam tabligh akbar ini masing-masing perwakilan ormas memberikan orasi di antaranya Front Pembela Islam, Muhammadiyah, DDII dan lain-lain. Bahkan ketua MUI Kabupaten Langkat, Ahmad Mahfud, dalam orasinya menegaskan bahwa Syiah bukan Islam dan beliau akan mendatangi instansi-instansi pemerintahan untuk mensosialisasikan tragedi kemanusiaan yang sebenarnya di Suriah.
“MUI Langkat berjanji untuk mengeluarkan fatwa sesat Syiah secara resmi,” katanya.
Masyarakat Medan pun berhasil mengumpukan dana sebanyak Rp. 84 juta ditambah dua sepeda motor, cincin, gelang, kalung emas, belasan Handphone, jam tangan dan obat-obatan senilai Rp. 7,5 juta. [eri/Islampos]
no image

HASAN Syahatah, tokoh Syiah Mesir yang getol mencaci sahabat Rasulullah SAW telah tewas akibat azab yang telah ia lakukan sendiri. Syahatah tak sekadar meninggal begitu saja, melainkan ia tewas setelah melakukan kejahatan mencaci dan melaknat sahabat Nabi lewat Youtube.
Tak lama setelah itu, ia kemudian melakukan mubahalah (dua pihak yang saling memohon dan berdoa kepada Allah, agar Allah melaknat dan membinasakan pihak yang batil atau menyalahi pihak kebenaran) dengan Syeikh Abu Misyari dari Arab Saudi.
Syeikh Abu Misyari berkata bahwa, ‘”Aisyah adalah ummul Mu’minin, Allah telah meridhainya, bukan wanita jahat, fajir dan fasik, dan demi Allah engkau wahai Hasan Syahatah adalah fajir, fasik, munafik, Allah melaknatku jika aku dusta”

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Sementara Hasan Syahatah bersumpah dengan mengatakan “Aku keluar dari daya dan kekuatan Allah, dan aku masuk kepada daya dan kekuatanku, demi Allah bahwa ‘Aisyah istri Rasulullah SAW adalah wanita yang fasik, mujrim (jahat), maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, menyakiti ahlul bait, dan membunuh kaum muslimin secara zhalim, maka dia dilaknat di dunia dan akhirat. Dan aku siap dilaknat jika aku berdusta.”
Setelah beberapa pekan berlalu, Hasan Syahatah tewas mengenaskan. Tepatnya pada 23 Juni 2013 lalu di Daerah Giza, Mesir. Ia dikeroyok massa setempat ketika tengah menyebarkan ajaran Syiah di sebuah rumah yang juga dipakai nikah mut’ah dan konsolidasi untuk menggelar aksi kekerasan pada tanggal 30 Juni.
Ratusan penduduk Zawiyah Abu Muslim menyerang Hasan Syahatah, selama terjadi bentrok di daerah Giza pada Juni 2013 lalu.
Hasan Syahatah dan pengikutnya dari kalangan Syiah telah berkumpul di sebuah rumah di sebuah desa.
Surat kabar al-Mishriyun pada Ahad (23/06/2013) melaporkan, “Polisi telah mengangkut empat mayat Syiah, di antaranya adalah petinggi Syiah Mesir Hasan Syahatah yang menyebarkan laknat terhadap para sahabat Nabi, telah diangkut ke rumah sakit Giza.”
Warga menemukan sejumlah besar senjata, tabung gas butana dan selebaran untuk menghasut aksi kekerasan pada tanggal 30 Juni di rumah Hasan al-‘Uryan, warga Syiah yang menjamu tamu penting Syiah tersebut. Para warga akan menyerahkan barang temuan mereka kepada aparat. [sm/islampos/am]
majlis-ulama-indonesia
MESKI Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan buku panduan mengenali bahaya Syiah, namun tidak semua anggota MUI dapat bebas menjelaskan bahaya Syiah kepada masyarakat. Setidaknya, itulah yang dialami Ketua Bagian Dakwah MUI Kota Semarang, Ustadz Syarif Hidayatullah.
Dijadwalkan menjadi moderator dalam bedah buku Zionis dan Syiah Bersatu Hantam Islam, Syarif Hidayatullah mendadak membatalkan kesediaannya. Pasalnya, tekanan datang dari pihak tertentu agar dirinya tidak menjadi moderator dalam bedah buku tersebut.
“Saya mendapatkan teror sms sejak rabu siang selama tiga kali,” ujarnya kepada Islampos, Ahad (1/12).
Tekanan bukan kali ini saja didapatkannya. Sebelumnya, dia juga dituding tak memiliki rasa nasionalisme hanya karena turut mendukung isi VCD Penegakkan Syariat Islam milik Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
“Saya menyimpulkan bahwa jika saya muncul sebagai moderator, maka akan ada dokumentasi foto bahwa saya pro Syariat Islam. Dan tidak pantas menjadi mediator lagi dalam kegiatan-kegiatan ikhwan-ikhwan Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) yang merintangi Kristenisasi dan Kemaksiatan.
“Maklum karena sudah masuk Desember, guna memuluskan jalan orang kafir, saya dikebiri dulu,” tandasnya.
Syarif menjelaskan anggota MUI Kota Semarang sepakat bahwa Syiah adalah aliran sesat. Ulama juga memiliki peran penting untuk mempertahankan akidah ahlussunah wal jama’ah di Indonesia.
“Insya Allah kita setuju bahwa Syiah adalah aliran yang berbahaya,” katanya.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Laporkan iklan?
Acara sendiri berlangsung lancar dengan menghadirkan penulis Muhammad Pizaro. Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta Anung Al Hamat Lc.M.PdI, dan Anggota Majelis Syariah JAT Fuad Al Hazimi.
no image

Dr. Ahmed Mahjoub Jubouri, salahs atu peserta asal Irak dalam International Conference on Islamic Media yang diselenggarakan oleh Robithah Alam Islamy ini berkunjung ke Dewan Da’wah pada Kamis malam, 5/12/13. Tujuan kunjungan beliau dalam rangka silaturahim dan menyampaikan kondisi Irak saat ini.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Amlir Syaifa Yasin, MA, Sekretaris Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Tsauri Halimi, Wakil Bendahara Umum Dewan Da’wah, Ade Salamun, Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da’wah, Zubaidi, Ali Fahmi Arsyad serta para staf harian bidang-bidang Dewan Da’wah.
Beliau menuturkan, bahwa kondisi Irak saat ini dimanipulasi bahkan ditutup-tutupi hingga berita tersebut banyak yang tidak sesuai dengan kenyataan di Irak.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
“Informasi terkait kondisi Iraq sekarang yang sampai ke luar negeri, termasuk ke Indonesia, banyak berita yang tidak sesuai dengan kenyatan di sana,” jelas GM of Hekma Group for Training, Planning and Media Consultancy ini di hadapan para pimpinan Dewan Da’wah.
Di masa Sadam Husein, jelas beliau, meskipun dengan gaya kepemimpinan yang begitu otoriter, namun saat itu, kondisi kaum muslimin di Iraq sangat solid, hubungan antar mereka tetap baik, termasuk antara kaum muslimin Sunni dan Syi’ah. “Bahkan saat itu, orang Syi’ah seringkali menyerukan persatuan,” ungkapnya dalam bahasa Arab
Sejak masuknya Amerika pada tahun 2003, kondisi Irak menjadi tidak stabil. Saat itu mulai muncul perselisihan-perselisihan diantara kaum muslimin. Hal ini, jelas beliau, karena ada perbedaan pandangan antara Sunni dan Syi’ah terhadap Amerika.
“Orang Sunni memandang masuknya Amerika sebagai agresi atau penjajahan, sehingga sikap mereka adalah membela tanah air dengan perang bersenjata melawan Amerika. Sedangkan orang Syi’ah memandang sebaliknya, mereka memandang Amerika sebagai penyelamat mereka dari cengkeraman Sadam Hussein,” terangnya
Sementara orang Kurdi -yang sebenarnya mereka orang-orang Sunni-, hanya dikarenakan pada masa pemerintahan Sadam Hussein mereka memiliki masalah dengan pemerintahan Saddam Hussein, pandangan mereka mirip orang Syi’ah, “Mereka menganggap Amerika sebagai pembebas. Sayangnya sikap mereka ini lebih banyak dipengaruhi oleh fanatisme golongan,” lanjutnya.
Akibat perpecahan tersebut, akhirnya saat ini kantong-kantong pemerintahan di Irak, 90% dikuasi orang-orang Syi’ah. Karena saat pendudukan Amerika di Irak, orang-orang Syi’ah aktif berpolitik hingga seperti saat ini. Imbasnya, setelah menguasai pemerintahan, termasuk dalam tubuh militer, mereka (orang Syi’ah) berani melakukan pembantaian terhadap orang Sunni.
“Ribuan orang mereka bantai, ratusan masjid mereka bakar. Bahkan orang-orang sunni yang tinggal di tempat yang mayoritas Syi’ah lambat laun di usir. Hingga tempat tinggal mereka bersih tanpa orang-orang Sunni,” tuturnya
Baru belakangan inilah, muncul kesadaran dalam diri kaum muslimin Sunni untuk kembali berjuang melalui jalur politik. Namun, karena mereka sudah lama meninggalkan jalur politik, berbagai struktur pemerintahan di departemen-departemen di Irak sudah dikuasai orang Syi’ah, sehingga orang Sunni mengalami kesulitan untuk kembali masuk ke pemerintahan.
“Dari mulai bidang militer, kehakiman dan media mereka (orang Syi’ah) kuasai.” Jelas beliau
Karena tiga hal tersebut menjadi hal yang begitu penting untuk dikuasai oleh orang Syi’ah. Sehingga banyak kelicikan-kelicikan yang mereka lakukan. Seperti dibidang militer, mereka berhasil menguasai hingga 97%. Ini menyebabkan orang-orang Sunni tidak bisa berkutik karena hanya menguasai 3% kekuatan di bidang militer.
“Begitu juga di bidang kehakiman, orang-orang Syi’ah banyak memutuskan perkara seenak mereka. Sehingga setiap pekan ada ratusan orang Sunni yang dijatuhi hukuman mati,” ungkapnya. [ruslan]
anung
NIKAH mut’ah berusaha ditutup-tupi oleh kelompok Syiah. Padahal dalam berbagai literatur Syiah, jelas ajaran ini dianjurkan kepada para pengikutnya. Demikian dikatakan Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta dalam bedah buku MUI terkait penyimpangan Syiah di Masjid Nurul Islam, Islamic Center Bekasi (15/12/2013).
“Saya mendapat pengakuan dari seorang Ibu yang suaminya seoranng penganut Syi’ah. Ketika saya tanya tentang bagaimana sholat fardunya, sang ibu menjawab kalau suaminya sholat fardu dirapel dan tidak pernah sholat jum’at. Dan ketika saya tanya tentang bagaimana pendapat suaminya terkait nikah mut’ah, si ibu menjawab bahwa suaminya menghalalkan nikah mut’ah,” ungkapnya.
Nikah mut’ah yang dilakukan kaum Syi’ah ini sangat banyak modus operandinya. Menurut Anung, salah satunya adalah melakukan mut’ah dengan pembantu rumah tangga wanita.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
“Nikah mut’ah dalam Syi’ah bukan fiktif, salah satu modusnya adalah memut’ah pembantu rumah tangga, dengan alasan menghidari zina karena seringnya bertemu,” jelas pria kelahiran Majalengka ini.
Anung Al Hamat juga menegaskan pada umat Islam bahwa Syi’ah sesungguhnya bukanlah sebuah madzhab, melainkan sebuah agama tersendiri.
“Keliru jika Syi’ah disebut sebagai madzhab, Syi’ah adalah agama baru. Sebab perbedaan-perbedaan yang ada dalam madzhab itu tidak prinsip,” tegasnya. [eza/Islampos]
no image


MEWASPADAI gencarnya infiltrasi ajaran Syi’ah yang makin berani menampilkan eksistensinya, buku panduan MUI berjudul “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” ramai dibedah di berbagai provinsi. Ahad (15/12/2013), bertempat di Masjid Nurul Islam (Islamic Center Bekasi), buku panduan MUI ini pun dikupas tuntas.
Menghadirkan Drs. Muhammad Faiz, MA dari Komisi Fatwa dan Pengkajian MUI dan Anung Al Hamat, Lc, Ketua MIUMI DKI Jakarta, acara bedah buku ini mengungkap trik utama Syi’ah dalam menjaring pengikutnya lewat isutaqriib .
Menurut Muhammad Faiz, isu taqriib Sunni dan Syi’ah adalah omong kosong belaka.
“Isu taqriib ini menjadi virus, kita (Ahlussunnah) yang dipaksa mendekati Syi’ah, tapi Syi’ah tidak mendekati kita. Taqriib Sunni-Syi’ah hanya omong kosong,” ujarnya.
Mubaligh yang besar dengan tradisi Nahdlatul Ulama ini menyatakan ada dua faktor penyebab mengapa taqriib Sunni dan Syi’ah tidak mungkin dilakukan.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
“Yang pertama adalah perbedaan mendasar pada masdaruttalaqqi fil ‘aqo’idi wal ahkam (sumber ajaran aqidah dan hukum), mereka ini gembar gembor bahwa ada mushaf Ali atau Mushaf Fatimah yang berbeda dengan Al Qur’an kita sekarang. Kedua adalah persoalan Imamah, kalau benar bahwa Ali ra. menerima mandat di Ghadir Quum sebagai khalifah, mestinya kejadiantsaqifah bani sa’idah tidak perlu terjadi,” jelasnya.
Sebagai penutup, Muhammad Faiz menyampaikan sebuah statement.
“Perbedaan kita dengan Syi’ah bukan untuk ditoleransi, tapi untuk diamputasi.” [eza/Islampos]
masyarakat pecinta sunnah
AHAD (15/12), Masjid kampus UGM Yogyakarta menggelar bedah buku Majelis Ulama Indonesia (MUI) berjudul Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia. Hadir dalam bedah buku ini Prof. Dr. Yunahar Ilyas (Ketua MUI Pusat), Dr. Muinudinillah (Dewan Syariah Kota Surakarta), dan M. Zaitun Hasmi, Lc., MA (Anggota MUI Pusat Bidang Luar Negeri).
Sebelum bedah buku dimulai, Bupati Sleman H. Sri Purnomo bersama belasan Ormas Islam mendeklarasikan Masyarakat Pencinta Sunnah. Deklarasi ini adalah bentuk komitmen masyarakat untuk memperkokoh akidah Ahlussunnah dan mewasapadai aliran sesat seperti Syiah.
Tercatat 18 ormas yang bergabung dalam komunitas Masyarakat Pecinta Sunnah antara lain: Jamaah Shalahuddin UGM, FSLDK, LIDMI, Syam Organizer, FSRMY, Mahasiswa Pecinta Islam, Jamaah Ansharut Tauhid, Harakah Islamiyah, FORSALAMM, Indonesia Tanpa JIL – Yogyakarta, FKAM, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, KAMMI, Angkatan Muda Muhammadiyyah, Laskar Mujahidin, KMNU UGM, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Hias Organizer.
Sekira dua ribu umat Islam pun memadati bedah buku ini guna mengetahui seluk beluk kesesatan ajaran Syiah. Untuk menyadarkan umat atas bahaya Syiah, panitia memberikan buku MUI secara gratis kepada 500 peserta.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Dalam pemaparannya, DR Muinudinillah menyampaikan tentang sejarah kemunculan Syiah. Sedangkan, M. Zaitun menyampaikan tentang 17 pokok penyimpangan Syiah. Menurut DR. Muinudinillah, dari berbagai pendapat tentang sejarah kemunculan Syiah, yang dinilai paling kuat adalah pendapat yang mengatakan bahwa, syiah muncul di akhir-akhir kekhalifahan Ustman bin Affan dengan pura-pura masuk Islamnya seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba.
Pemaparan kemudian diakhiri oleh Prof. Dr. Yunahar Ilyas. Ketua PP Muhamadiyah ini menerangkan bahwa untuk sementara MUI cukup menerbitkan buku Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia agar umat Islam faham dulu bahaya Syiah dan jika terjadi sesuatu, maka Ahlusunnah sudah siap.
no image
KAMIS malam (7/11) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar sosialisasi Buku Panduan Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Hadir sebagai pembicara Fahmi Salim MA (Anggota Komisi Kajian dan Fatwa MUI Pusat) dan Agus Hasan Bashori Lc. M.Ag (Dewan Pakar ICMI Malang Raya). Sosialisasi inipun diikuti oleh 300 Praja IPDN usai melaksanakan Shalat Isya berjama’ah di Masjid kampus.
Fahmi Salim menjelaskan kajian ini penting bagi para praja IPDN. Sebagai calon pemimpin bangsa, para praja harus mengetahui kesesatan ajaran Syiah karena berbahaya bagi negara dan masyarakat Indonesia.
Fahmi menjelaskan buku ini bukanlah pesanan dari Ormas Islam atau orang-orang tertentu. Buku ini murni lahir karena perintah Dewan Pimpinan MUI KH Ma’ruf Amin dan Sekjen MUI Ichwan Syam kepada Komisi Kajian dan Komisi Fatwa MUI untuk mengkaji persoalan Syiah secara serius.
“Kita bekerja selama 6 bulan dan intensif untuk buku ini. Kyai Ma’ruf langsung terjun rapat secara intensif dalam finalisasi draft ini. Bahkan Sekjen Ichwan Syam dan Kyai Ma’ruf ikut hadir dalam rapat terakhir finalisasi buku ini,” kata Fahmi Salim.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Para praja sangat antusias mengikuti sosialisasi ini dan mengenali lebih jauh tentang kesesatan ajaran Syiah. Di antaranya mengkafirkan sahabat dan istri nabi, nikah kontrak, sampai ideologi pengkafiran sesama muslim yang tidak berbaiat kepada Imam-imam Syiah.
Tampak Praja putrisangat terkejut ketika mengetahui bolehnya praktik nikah kontrak dalam ajaran Syiah. Agus Hasann Bashori menjelaskan dalam Syiah, seorang pria dan wanita boleh menikah meski hanya satu jam dan tanpa wali. Pertanyaan demi pertanyaan mengalir dari para Praja untuk mengantisipasi bahaya Syiah.
“Kajian ini sangat penting bagi kita karena Syiah membahayakan negara,” ujar moderator yang juga Praja IPDN.
Rencananya, MUI akan terus mensosialisasikan buku ini ke tengah masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya.
Agus Abu Bakar berkopiah putih
Agus Abu Bakar berkopiah putih

AGUS Abu bakar Al Habsy, salah satu tokoh Syiah di Indonesia yang kini menjabat sebagai Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat diusir oleh para karyawan di Gedung Sucofindo. Pengusiran tersebut terjadi paska bubarnya seminar yang digelar oleh Ahlul Bait Indonesia (ABI) di gedung tersebut (08/11/2013)
Kejadian pengusiran ini bermula saat Agus Abu Bakar muncul secara tiba-tiba dari pintu utama Gedung Sucofindo ke arah kumpulan karyawan Sucofindo yang melakukan aksi protes. Agus Abu Bakar langsung menghampiri Amir Majelis Mujahidin DKI Jakarta Abu Abdullah Robbani yang sedang berbincang dengan beberapa karyawan.
Sambil beberapa kali mendorong bahu Abu Abdullah Robbani, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini menyodorkan beberapa pertanyaan.
“Ada apa ini? Ente siapa? Mau apa di sini?” tanya suami Caleg Partai Demokrat (Dapil Bekasi dan Depok) Lestari Yuseno tersebut.
Abu Abdullah Robbani hanya menjawab pertanyaan Agus Abu Bakar dengan tenang. Dia menyampaikan bahwa kedatangannya bersama Majelis Mujahidin terkait dengan penjelasan soal sesatnya Syiah kepada Sucofindo.
Emosi dengan penjelasan tersebut, Agus Abu bakar berbicara dengan nada tinggi bahwa tindakan protes dan pembubaran tersebut dinilai melecehkan persatuan NKRI.
“Ini tindakan yang tidak bisa diterima, ini tindakan memecah belah persatuan NKRI!” katanya.
Mendapati banyak karyawan yang mengerumuni dirinya, Agus Abu Bakar serta merta berteriak ke sekelilingnya.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

“Yang tidak berkepentingan silahkan keluar!”
Pernyataan Agus Abu Bakar dan sikap kerasnya terhadap Abu Abdullah sontak memancing emosi karyawan Sucofindo. Sikap arogan Agus Abu Bakar memancing para karyawan yang mendesaknya agar angkat kaki dari gedung.
Laporkan iklan?
“Pergi sana, dasar tukang rusuh!” hardik para karyawan.
Sebelum kondisi makin memanas, pihak kepolisian bertindak cepat dengan mengamankan Agus Abu Bakar keluar gedung.
“Kami karyawan di sini, anda yang mestinya keluar!” sahut para karyawan. [eza/Islampos]
no image
SEHUBUNGAN dengan akan diadakannya acara perayaan hari Asyura Nasional oleh kelompok Syiah pada hari Kamis tanggal 14 Nopember 2013 di gedung Istana Kana – Jl. Kawaluyaan, Bandung, yang berada dalam wilayah Kawaluyaan dan sekitarnya. Dengan ini forum komunikasi Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) wilayah Kawaluyaan, Bandung dan sekitarnya menyatakan keberatan dan menolak diadakannya acara tersebut di lingkungan.
Forum ini membawahi tujuh masjid di antaranya DKM Masjid  Al-Amanah, DKM Masjid Istikmal, DKM Masjid Sabilul Hudaa, DKM Masjid Al-Hadi, DKM Masjid Al-Amal, DKM Masjid Al-Muhajirin, dan DKM Masjid Al-Hikmah.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Forum Komunikasi masjid ini beralasan berdasarkan kejadian bentrokan antara pemeluk Syiah dengan warga yang terjadi di daerah lain seperti di Sampang- Madura dan Jember, akan terjadi adanya gangguan keamanan serupa, karena gerakan Syiah saat ini sedang menjadi sorotan umat Islam, membuat  kegiatan perayaan yang dilakukan bisa mengundang reaksi negatif, baik dari kalangan warga sendiri maupun umat Islam diluar wilayah Kawaluyaan.
“Hal ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap ketenteraman masyarakat,” kata koordinator Forum, Suwaedi, dalam keterangannya kepada Islampos, Senin (11/11) di Bandung.
Dengan diadakannya perayaan Asyura beberapa tahun belakangan ini, telah menimbulkan fitnah bahwa wilayah kami mendapat tuduhan sebagai basis dari gerakan Syiah di Indonesia.
“Tuduhan tersebut bisa menyulitkan posisi kami sebagai pengurus DKM dalam menjalin hubungan dengan masyarakat Islam lainnya,” terang Suwaedi.
Berdasarkan fatwa MUI yang ditetapkan tanggal 7 Maret 1984 tentang Kesesatan Syiah dengan suatu rekomendasi : “Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah”.
khotot
FORUM Umat Islam (FUI) – yang berisi kumpulan ormas-ormas Islam – mengkritisi semakin maraknya perkembangan ajaran sesat Syiah yang ada di Indonesia. Menurut FUI, berkembangnya Syiah sudah menyulut konflik dan berpotensi terus menyulut konflik sebagaimana terjadi akhir-akhir ini.
Dalam rilisnya terkait perkembangan Syiah ini, FUI meminta MUI Pusat segera memanggil tokoh-tokoh Syiah untuk mengajak mereka bertobat dan ruju’ ilal haq, yakni kembali kepada ajaran Islam yang benar sesuai dengan Al-quran dan As-Sunnah dan bilamana mereka menolak kembali kepada Alquran dan As-Sunnah, FUI meminta MUI Pusat menerbitkan Fatwa yang melarang ajaran Syiah di Indonesia.
Selain itu FUI meminta kepada tokoh-tokoh Syiah untuk tidak melakukan penyebaran ajaran Syiah di tengah-tengah masyarakat Islam Indonesia apalagi aktivitas-aktivitas yang bersifat demonstratif yang bisa memicu konflik dengan umat Islam.
FUI menyerukan kepada para aktivis Islam yang menentang aksi-aksi Syiah untuk tidak terpancing oleh kegiatan intelijen yang mendorong terjadinya aksi anarkis sehingga memperburuk citra umat Islam.
Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

Dalam mengantisipasi adanya permainan intelijen dalam kasus aksi anti Syiah, FUI meminta kepada para aktivis Islam agar dalam menghadapi bahaya Syiah untuk tidak terpancing oleh operasi intelijen yang justru malah mengadu domba antar sesama muslim dan aktivis Islam.
Untuk membentengi berkembangnya ajaran Syiah, FUI juga menyerukan kepada seluruh ulama, habaib, dan para pimpinan serta aktivis ormas dan gerakan Islam untuk terus menyatukan barisan dan mempererat jalinan ukhuwah Islamiyyah dalam perjuangan mewujudkan NKRI Bersyariah.[fq/islampos]
khotbah jumat malaysia
JIKA di Indonesia, Khotib Jum’at yang menyinggung masalah Syiah dapat diperkarakan, berbeda halnya dengan Malaysia.
Ahli Jawatan Kuasa Persatuan Ulama Kedah, Abdullah bin Din, justru mengajak masyarakat Malaysia mewaspadai bahaya Syiah dalam Khutbah Jum’atnya hari ini (22/11) di Masjid Al Hadi, Kedah.
Ulama Muda lulusan Yordania ini menilai ajaran Syiah bertentangan dengan Islam. Dengan ideologi takfirinya, Syiah justru mengkafirkan para sahabat Nabi yang mulia seperti Abu Bakar, Umar, dan Usman.
“Mereka juga menuduh para istri Nabi Muhammad telah melakukan Zina,” katanya di hadapan lima ratus jamaah.
Ketua Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) Kedah ini menilai Ahlussunah dan Syiah adalah dua ajaran yang berbeda. Karena ajaran Syiah jelas bertentangan dengan Islam dari segi pokok ajaran.
Dia pun mencotohkan kasus gugatan cerai dari perempuan penganut Syiah kepada suaminya yang seorang Ahlussunah.
“Mereka akhirnya bercerai dan istrinya menikah dengan seorang Syiah,”

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

Sementara itu Ketua Pertubuhan Solidariti Masyarakat Malaysia, Musthafa Mansor menjelaskan penjelasan bahaya Syiah lewat mimbar Jum’at memang menjadi pemandangan umum di Malaysia.
“Itu berlaku di seluruh Malaysia untuk menyadarkan bahaya Syiah kepada warga Malaysia,” ujar pria kelahiran negeri perak ini kepada Islampos, Jum’at (22/11/2013) atau beberapa jam yang lalu.
Selain upaya menyadarkan masyarakat, Ulama Malaysia memang menjadi garda terdepan untuk mendesak pemerintah agar tegas terhadap tokoh-tokoh penyebar ajaran Syiah.
sdl
KELOMPOK Sunnah Defence League (SDL) mendapatkan ancaman dari seseorang untuk menghentikan kegiatan dalam menyadarkan umat Islam dari bahaya Syiah. Ancaman itu langsung disampaikan kepada Koordinator SDL, Sahal Khan, melalui sambungan telepon.
“Anda jangan pernah berani dengan pengikut setia Imam Husain, karena kami tidak segan-segan untuk menghabisi Anda,” tandas Sahal menirukan suara pengancam yang berusia sekitar 30 tahunan.
Sahal menjelaskan tidak tahu siapakah nama orang yang menghubunginya. Penelpon hanya mengaku pengikut setia Imam Hussein dan ingin mengetahui di mana basis SDL.
“Dia mengatakan akan membuktikan ancamannya dalam waktu dekat,” kata Sahal

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
kepada Islampos.com, Selasa (29/10).
Merespon ancaman ini, SDL mengaku tidak gentar atas segala bentuk terror dalam aktifitas dakwahnya. “Dalam waktu dekat SDL akan melakukan konvoi keliling Jakarta menyebarkan brosur atas kesesatan Syiah,” katanya.
SDL adalah kelompok dakwah yang baru berdiri pada Maret 2013. Dengan beranggotakan para pemuda, kegiatan SDL berfokus pada dakwah Ahlussunah wal jama’ah. [Pz/Islampos]
no image

ABU Bakar Baasyir (ABB) mulai mengubah pandangannya terhadap sosok tokoh kontroversi, Mudzakir yang juga pimpinan pondok pesantren Al-Islam Gumuk Solo. Hal tersebut disampaikan oleh ABB saat beliau dikunjungi oleh pihak keluarga beserta DSKS (Dewan Syariah Kota Solo) di Lapas Pasir Putih Nusa Kambangan Rabu lalu (29/10/2013).
Menurut Abdurrahim Baasyir, salah seorang putra ABB yang lebih sering dipanggil ustadz Iim Baasyir, selama kunjungan rombongan DSKS,  ABB menyambut tamunya dengan ceria dan memberikan banyak nasehat serta masukan, khususnya kepada kalangan penegak Syariat Islam di DSKS.
Dalam pertemuan itu juga, dia berdiskusi banyak hal terkait isu-isu Syariah dan negara Islam yang ideal sesuai tuntunan Syar’i. Mereka juga mendiskusikan beberapa problematika ummat yang sedang bergulir saat ini khususnya di Indonesia, termasuk fenomena perkembangan ajaran Syiah yang akhir-akhir ini semakin meluas dan sudah berani terang-terangan muncul ke permukaan.
“Ada satu hal yang menarik dari diskusi itu yaitu ada pandangan baru ustadz Abu dalam memandang fenomena Syiah di kota Solo, beliau menegaskan saat ini sudah sangat mencurigai ustadz Mudzakir sebagai orang Syiah yang sedang berpura-pura menjadi Sunni,” ujar Iim kepada beberapa media Islam, Rabu (30/10).
Seperti diketahui selama ini  ABB dikenal masih meyakini bahwa Mudzakkir pimpinan Al-Islam Solo bukan Syiah, sehingga tidak sedikit kalangan “Mudzakiriyun” yang memanfaatkan pandangan beliau tersebut untuk melakukan pembelaan terhadap Mudzakir.
“Berulang kali beliau menyebutkan hal tersebut bahkan saat beberapa asatidz yang ikut dalam rombongan bertanya apa yang membuat beliau berubah pandangan terhadap Mudzakir,” terang Iim Baasyir.
“Bagi saya pribadi, hal ini berarti sesuatu yang baru pada diri beliau dan sangat mengejutkan kami yang saat itu ada dalam majelis,” Iim Baasyir menambahkan.
Dalam penjelasan beliau seperti disampaikan oleh anaknya, ABB menjawab bahwa dirinya telah memikirkan matang-matang setelah beberapa kali kesempatan pertanyaan yang disampaikan kepada Mudzakir tentang kesyi’ahannya, selalu saja jawaban yang diberikan Mudzakir mengambang dan tidak jelas. Juga pandangan-pandangannya yang banyak memiliki kecenderungan kepada kalangan Syiah yang jelas-jelas sesat dan kafir tetapi masih saja dibela.
Beliau juga menggarisbawahi soal kedatangan rombongan Mudzakir membesuk beliau di LP Nusa Kambangan beberapa waktu lalu. Saat itu, menurut Iim, Mudzakir malah meminta agar ABB tidak usah ikut campur dalam urusan kekejaman Bashar Assad di Suriah serta mendesak beliau agar mencabut fatwanya soal Bashar Assad.
“Hal-hal inilah yang menurut ustadz ABB menjadikan dirinya saat ini sudah berubah pikiran terhadap Mudzakir dan beliau menjadi sangat mencurigai Mudzakir sebagai antek Syiah di negeri ini,” papar Iim Baasyir.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

Laporkan iklan?
Hal lain seperti disampaikan Iim Baasyir yang dibahas dalam majelis besukan kemarin adalah tentang demokrasi yang beliau sebut Syirik Akbar yang khofiyyah. Di mana pelakunya tidak serta merta dikafirkan seperti yang diyakini oleh sebagian kalangan saat ini.
Majelis besukan Selasa kemarin penuh dengan diskusi ilmiyyah karena para pembesuk kebetulan juga adalah para asatidz yang mumpuni di bidang ilmu Syar’i, hingga pembicaraan terasa bagaikan sebuah diskusi ilmiyah yang dihiasi dengan berbagai macam hujjah-hujjah Syar’i walau terlihat ada beberapa perbedaan-perbedaan kecil antara beliau dan para ustadz itu terkait strategi dan cara penegakan Syariat di indonesia.
Majelis ditutup dengan nasihat kepada para aktivis Syariat dan beliau berpesan agar jangan surut dalam upaya menyosialisasikan dan upaya penerapan Syariat Islam kepada masyarakat Indonesia.
“Kami sendiri dari pihak keluarga merasa senang sekali bisa mengajak para asatidz dan ulama kota Solo bisa membesuk beliau dipenjara. Semoga keberadaan beliau di penjara bukan menjadi halangan bagi beliau untuk terus menyuarakan kebenaran dan berjuang dalam rangka menegakkan syariat Allah SWT,” pungkas Iim.[fq/islampos/idi]
KH-Athian-Ali 
KEBERANIAN program Khazanah Trans 7 yang menampilkan kesesatan Syiah lewat ulasan acara ‘Idul Ghadir (13/10/2013) mendapat dukungan dari Ketua Forum Ulama dan Umat Indonesia KH. Athian Ali M Da’i, Lc. MA.
“Acara yang menjelaskan tentang kesesatan Syi’ah ini patut kita dukung, ini juga bisa dilihat sebagai pemenuhan tanggung jawab media dalam menyampaikan kebenaran,” ujarnya kepada Islampos, Senin (4/11).
Alumunus Universitas Al Azhar Kairo ini berpesan kepada redaktur programKhazanah Trans 7 agar tidak merasa sendirian, karena dukungan dan sokongan dari umat Islam berada di belakang mereka.
“Trans 7 jangan merasa kesepian, karena para ulama dan umat Islam akan mendukung acara yang menyampaikan kebenaran ini,” katanya.
Terkait pernyataan Ahlul Bait Indonesia (ABI) kepada produser KhazanahTrans 7 agar Syiah tetap diakui sebagai bagian dari Islam, KH. Athian berkomentar bahwa cara-cara demikian akan terus dilakukan oleh orang-orang Syiah.
Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

“Itu memang strategi mereka, dan tidak bisa dibayangkan kalau mereka berkuasa. Sepengalaman saya waktu di Iran, bahkan waktu sholat Jum’at di kedutaan Indonesia, mereka (orang-orang Syiah) yang mayoritas berani melemparkan petasan-petasan untuk mengintimidasi,” paparnya. [eza/Islampos]
antisyiah bangil
RIBUAN muslim Bangil memperingati 1 Muharram 1435 H dengan melakukan pawai keliling kota. Pawai diikuti berbagai ormas di antaranya  Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Al Irysad dan Front Pembela Islam (FPI).
Momen meperingati tahun baru Islam juga dimanfaatkan para peserta dengan mengajak masyarakat untuk mewaspadai bahaya Syiah. Dengan semangat tahun baru Hijriah Hindarkan Generasi dari Virus-virus aliran sesat Syiah, Syiah Bersar = NKRI Buyar.
Sesepuh NU Bangil KH. Nurkholis Mustari yang turut dalam pada pawai menjelaskan acara ini rutin dilaksanakan oleh para ulama dan warga Bangil. Tema kesesatan Syiah sengaja disampaikan sebagai benteng akidah bagi masyarakat Bangil.
“Kota Bangil adalah sentral dari kegiatan ajaran syiah. Kami tidak ingin ajaran sesat ini merasuki kehidupan masyarakat,” kata KH Nurcholis, Selasa (5/11/2013).
Dari beberapa kasus konflik antar golongan di beberapa tempat, lanjut KH Nurcholis, diindikasikan bersumber dari kelompok syiah di Kota Bangil. Hal ini terjadi karena Kota Bangil merupakan pusat kegiatan ajaran syiah terbesar se Asia Tenggara.
“Sumber kerusuhan di beberapa tempat berasal dari Bangil. Kami ingin agar pusat kegiatan syiah ini dipindahkan dari Bangil,” tandasnya

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
Masyarakat Bangil sangat mendukung pawai tersebut. Hal ini terlihat dari meleburkan warga beserta keluarga.
“Saya sudah empat kali mengikuti pawai ini, dan sekarang jumlahnya semakin banyak. Ditambah semakin semaraknya acara,” tandas Miftahul Jannah (41) bersama kedua anaknya.
Aparat keamanan dari Polres Pasuruan dan Polda Jatim pun turut bergabung dalam pawai untuk mengawal para peserta. Kabagpos Polres Pasuruan, Kompol Jajak Hernawan menjelaskan, dari jumlah tersebut sebanyak 300 anggota murni dari Polres Pasuruan, sedangkan 340 anggota merupakanback up Polda Jatim.
Zahid Hamidi 20 Mei
MENTERI Dalam Negeri Malaysia, Dr. Ahmad Zahid Hamidi menjelaskan, bahwa pelarangan penyebaran ajaran Syiah di Malaysia dilakukan untuk menjaga keamanan negara. Kalau masalah kesesatan ajaran Syiah ditetapkan kedudukannya oleh Jakim (Jabatan Kemajuan Islam Malaysia) dan Jabatan-jabatan agama Negeri.
“Kita tidak ingin berlaku perpecahan antar masyarakat seperti yang terjadi di Bahrain, Irak, dan beberapa negara Muslim lainnya,” kata Zahid Hamidi di Bogor (5/11/2013) malam.  Zahid Hamidi – yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Malaysia – menyebutkan, bahwa pengikut Syiah di Malaysia saat ini ada sekitar 300.000 orang. Mereka terus dipantau dengan ketat dan dilarang jika menyebarkan ajaran-ajarannya secara terbuka. Jika perpecahan dan konflik terus terjadi seperti yang terjadi di berbagai negara, maka tentu saja, negara tersebut tidak akan sempat melaksanakan pembangunan.
Menteri Zahid Hamidi menyampaikan pandanganya tersebut saat menjawab pertanyaan peserta acara Pelatihan Kepemimpinan Muda Muslim Indonesia-Malaysia di Bogor, (6/11/2013). Acara pelatihan itu dilaksanakan atas kerjasama Sekretariat Transformasi Serantau (STS), Center for Advanced Studies on Islam, Science, and Civilization-Universiti Teknologi Malaysia (Casis-UTM), dan Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor. Pelatihan diikuti oleh sekitar 80 mahasiswa Indonesia dan Malaysia.
Selama ini, Malaysia dikenal sebagai negara yang cukup tegas dalam kebijakan terhadap aliran-aliran yang ditetapkan sebagai aliran sesat. Seperti pernah diberitakan berbagai media massa, belum lama ini, pada 13 Oktober 2013, Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) Malaysia menggerebek markas Syi‘ah di Taman Seri Gombak dan menyita banyak barang bukti yang terkait dengan ajaran-ajaran sesat tersebut.
Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

Menurut Petugas Divisi Penegakan JAIS Mohd Sharom Mat Maarof, penggerebekan terhadap markas Syiah itu dilakukan berdasar pada pasal 12C Pidana Pelanggaran Syariah (Selangor) Pengesahan 1995 karena menentang fatwa mufti Selangor dan pasal 7 tentang larangan penyebaran ajaran sesat.
Kehadiran Mendagri Malaysia yang berayah-ibu dari Yogyakarta dan Ponorogo di Bogor malam itu adalah dalam rangka meluncurkan buku berjudul “Islamisasi Ilmu-ilmu Kontemporer dan Peran Universitas Islam dalam Konteks Dewesternisasi dan Dekolonisasi”, karya Direktur Casis-UTM Prof Dr Wan Mohd Nor Wan Daud, yang diterbitkan oleh UIKA Bogor dan Casis-UTM. Hadir juga, Rektor UIKA Dr. Ending Bahrudin dan Presiden STS Dato Syahlan Ismail.
Dalam dialog dengan peserta Pelatihan, Zahid menyampaikan harapan dan optimismenya, bahwa kebangkitan Islam akan muncul dari Indonesia dan Malaysia. Karena itulah penduduk di kedua wilayah ini harus bekerja keras meningkatkan kualitasnya dan jangan sampai mau dipecah belah dan diadu-domba. Dalam masalah paham keagamaan, ia berharap, paham keagamaan yang dikembangkan di wilayah Nusantara adalah paham Ahlu Sunnah wal-Jamaah.
Zahid Hamidi juga mengingatkan adanya berbagai pihak yang berupaya menghambat laju perkembangan kemajuan Malaysia dan Indonesia. Reformasi dan Transformasi negara, ujarnya, tidak perlu mengikuti begitu saja apa yang terjadi di Barat. Sebab, kondisinya berbeda-beda. Masing-masing negara dan wilayah punya kekhususan yang perlu dihormati. Sebagai contoh, sebagai umat Islam, diajarkan untuk mengutamakan tujuan kehidupan Akhirat tanpa melupakan kehidupan dunia. “Menurut saya, reformasi bukan liberalisasi,” ujar peraih gelar doktor dari Universiti Putra Malaysia (UPM) ini. [Pz/Islampos]
no image

Ilustrasi
KLAIM Syiah yang sering menyatakan memiliki akar kuat dalam sejarah dunia Islam kerap membingungkan Masyarakat. Menyikapi fenomena ini, Asep Sobari, Lc. Peneliti sejarah dari INSISTS menekankan pentingnya pembelajaran sejarah untuk mematahkan klaim tersebut.
“Saya pribadi menilai bahwa pembelajaran aspek sejarah (terkait polemik Syiah) adalah hal yang sangat mendasar. Sebab jika kita menggunakan pendekatan aspek ibadah yang tampak, mereka sangat mudah memelintirnya dengan statement ‘ah, ini kan hanya perbedaan furu’iyyahsaja,’” ungkapnya kepada Islampos di sela-sela acara “Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia”, di Bogor (05/11/2013).
Asep Sobari menjelaskan bahwa Syiah tidak memiliki legitimasi dan bahkan sejatinya asing dalam sejarah Islam.

Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol
“Baik dari klaim mereka soal wasiat khusus dari Rasulullah, bahkan hadits Ghadir Khumm sekalipun sama sekali tidak berimplikasi pada fakta sejarah yang nyata bahwa Ali ra. (dan keturunannya) adalah sebagai Imam dan pewaris kenabian setelah Rasulullah. Ini artinya, ideologi Syiah yang bersandar pada keutamaan Ali ra. beserta para imam keturunannya adalah asing dalam sejarah Islam,” ujar Alumnus Universitas Islam Madinah ini.
Mengenai persitiwa Karbala, Asep Sobari pun mempertanyakan klaim orang-orang Syiah yang menjadikan moment tersebut sebagai salah satu tonggak ideologinya.
“Coba kita lihat, paska terbunuhnya Husein ra. siapa yang paling keras merespon peristiwa ini? Orang-orang Madinah (ahlussunnah) lah yang merespon paling keras. Sementara orang-orang ‘Syiah’ di Kuufah tidak satupun yang muncul membela Husein ra.”
Lebih jauh, Asep Sobari mengutarakan analisisnya terkait kemunculan Syiah dalam tubuh Islam.
“Saya berpendapat bahwa Syiah adalah produk fitnah yang dilancarkan musuh-musuh Islam pada zaman itu (Persia, Romawi, dan non-muslim lainnya), yang kehilangan hak-hak istimewa mereka selama berkuasa dan secara militer pun tidak mampu untuk menandingi semangat jihad kaum muslimin. Dengan kata lain, Syiah adalah faham asing yang disisipkan ke dalam umat,” tutupnya. [eza/Islampos]
Buku kesesatan Syiah terbitan MUI
Buku kesesatan Syiah terbitan MUI
MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) mengajak umat Islam untuk bersama-sama memberikan dukungan kepada Khazanah Trans 7 yang tengah dipermasalahkan oleh pihak Syiah. Ikatan Jama’ah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) menuntut Khazanah untuk minta maaf secara resmi. MUI menilai tuntutan Syiah sangat lucu dan aneh.
“Program Khazanah adalah milik umat Islam. Mereka pasti merasa tersinggung ketika agamanya dinodai oleh Syiah. Dia (khazanah) berhak menyampaikan kepada umat mana yang benar dan mana yang salah. Kita mengungkap kedok kebatilan kok disuruh minta maaf. Itu logika aneh dan lucu,” kata Anggota Komisi Fatwa MUI, Fahmi Salim kepada Islampos,usai melakukan sosialisasi buku Panduan MUI tentag kesesatan Syiah di Kampus IPDN, Jaksel, Kamis (7/11).
Baca artikel  selengkapnya di KISAH KARBALA tafhadol

MUI menilai pihak Khazanah tidak perlu meminta maaf kepada Syiah. Sebab pihak yang seharusnya meminta maaf adalah kelompok Syiah itu sendiri. Sudah banyak tulisan dan ceramah para da’i Syiah menyerang akidah Ahlussunah Wal Jama’ah, mencaci maki sahabat dan istri Rasulullah saw.
“Apalagi sampai dilakukan secara terbuka dengan memakai kedok persatuan Islam dengan Idul Ghadir. Itu kan pengelabuan,” tambah Master Tafsir dari Universitas Al Azhar Kairo ini.
Terkait ketidakhadiran MUI dalam mediasi antara IJABI dengan Khazanah oleh KPI, Fahmi mengaku undangan kepada MUI baru datang Rabu malam (6/11). Sedangkan mediasi dilakukan Kamis pagi (7/11) di Jakarta.
“Undangannya mendadak sekali dan banyak pengurus MUI sedang ke luar kota,” tandasnya.